Oktafiani
Keberhasilan Tidak Datang Dengan Tiba-tiba...Melainkan Dengan Usaha & Do'a
Selasa, 29 Juli 2014
Kamis, 12 Juni 2014
Metode Pembelajaran The Power Of Two, Pint Counter Point & Card Short
A.
The
Power Of Two
1. Pengertian
Metode The Power Of Two
Strategi belajar kekuatan berdua (the
power of two) termasuk bagian dari belajar kooperatif adalah belajar dalam
kelompok kecil dengan menumbuhkan kerja sama secara maksimal melalui kegiatan
pembelajaran oleh teman sendiri dengan anggota dua orang di dalamnya untuk
mencapai kompentensi dasar (Mafatih, 2007).
Menurut Muqowin (2007), strategi belajar
kekuatan berdua (the power of two) adalah kegiatan dilakukan untuk
meningkatkan belajar kolaboratif dan mendorong munculnya keuntungan dari
sinergi itu, sebab dua orang tentu lebih baik daripada satu. Prosedur strategi
ini sebagai berikut:
2. Langkah-Langkah
Penerapan The Power Of Two
Menurut Melvin L. Silberman
a) Berikan
siswa satu atau beberapa pertanyaan yang memerlukan perenungan dan pemikiran
b)
Perintahkan
siswa untuk menjawab pertanyaan secara perorangan
c) Setelah
semua siswa menyelesaikan jawaban mereka, aturlah menjadi sejumlah pasangan dan
perintahkan mereka untuk berbagi jawaban satu sama lain
d) Perintahkan
pasangan untuk membuat jawaban baru bagi tiap pertanyaan, memperbaiki tiap
jawaban perorangan
e) Bila semua
pasangan telah menuliskan jawaban baru, bandingkan jawaban dari tiap pasangan
dengan pasangan lain di dalam kelas
B. Point Counter Point
1.
Pengertian Point Counter Point
Metode Point Conter Point
merupakan Metode Pembelajaran yang mengandalkan kerja sama kelompok untuk mendiskusikan
suatu masalah yang dibahas oleh kelompoknya sendiri dimana setelahnya kelompok
itu akan beradu argumen, membandingkan pendapat kelompoknya dengan kelompok
lain yang memiliki pandangan/perspektif yang berbeda dari suatu masalah yang
dibahas dengan kelompoknya.
Strategi ini merupakan sebuah teknik hebat untuk merangsang diskusi dan
mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang berbagai isu yang kompleks. Format
tersebut mirip dengan sebuah perdebatan, namun tidak terlalu formal dan
berjalan lebih cepat.
2.
Prosedur Metode Point
Counter point:
a.
Pilihlah sebuah masalah yang memiliki dua perspektif
(sudut pandang) atau lebih.
b.
Bagilah kelas ke dalam kelompok-kelompok menurut
jumlah perspektif yang telah ditetapkan, dan mintalah tiap kelompok
mengungkapkan, mendiskusikan lasan-alasan yang melandasi sudut pandang
masing-masing tim. Doronglah mereka bekerja dengan partner tempat duduk atau
kelompok-kelompok inti yang kecil.
c.
Gabungkan kembali seluruh kelas, tetapi mintalah para
anggota dari tiap kelompok untuk duduk bersama dengan jarak antara sub-sub
kelompok.
d.
Jelaskan bahwa peserta didik bisa memulai perdebatan.
Setelah itu peserta didik mempunyai kesempatan menyampaikan sebuah argumen yang
sesuai dengan posisi yang telah ditentukan. Teruskan diskusi tersebut, dengan
bergerak secara cepat maju-mundur diantara kelompok-kelompok.
Simpulkan kegiatan tersebut dengan membandingkan isu-isu sebagaimana anda
melihatnya. Berikan reaksi dan diskusi lanjutan.
3.
Keunggulan Metode Point
Conterpoint.
Sebagai metode yang mengutamakan kerja sama tim dalam berdiskusi, metode Poin Counterpoint memiliki beberapa
keunggulan, seperti:
a.
Memantapkan pemahaman konsep siswa terhadap materi
pelajaran yang diberikan.
b.
Melatih siswa untuk bersikap kritis terhadap semua
materi yang telah diberikan oleh guru.melatih siswa untuk mengemukakan
pendapat.
c.
Keterbatasan
Metode Poin Counterpoint
Selain keunggulan, metode Point
Counterpoint yang mengutamakan kerja sama tim dalam berdiskusi juga
memiliki keterbatasan seperti:
a.
Ketika mengemukakan pendapat, bisa saling berebut.
b.
Saling
berbantahan bila guru tidak langsung menangani.
c.
Pelajar pandai yang berdebat akan selalu aktif dan
yang kurang pandai akan diam dan pasif.
C.
Card Short
1.
Pengertian Metode Card
Sort
Metode Card Sort (Mensortir kartu) yaitu suatu strategi yang
digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk menemukan konsep
dan fakta melalui klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran.
2.
Prosedur penerapan metode card
sort
Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu mendinamisir
kelas yang jenuh dan bosan. Adapun langkah-langkah penerapan metode card
sort antara lain:
a.
Bagikan kertas yang bertuliskan informasi atau
kategori tertentu secara acak.
b.
Tempelkan kategori utama di papan atau kertas di
dinding kelas.
c. Mintalah peserta didik untuk mencari temanya yang
memiliki kertas/ kartu yang berisi tulisan yang sama untuk membentuk kelompok
dan mendiskusikannya.
d.
Mintalah mereka untuk
mempresentasikannya
Sedangkan Menurut Dedi Wahyudi Penerapan strategi (metode) belajar card
sort dengan langkah-langkah atau prosedur yang dilakukan, sebagai berikut:
a.
Guru membagikan selembar kartu kepada setiap siswa dan
pada kartu tersebut telah dituliskan suatu materi. Kartu tersebut terdiri dari
kartu perhuruf.
b.
Siswa diminta untuk mencari teman (pemegang kartu)
yang sesuai dengan masalah yang ada pada kartunya untuk satu kelompok.
c.
Siswa akan berkelompok dalam satu mufrodat atau
masalah masing-masing.
d.
siswa diminta untuk menempelkan di papan tulis bahasan
yang ada dalam kartu tersebut berdasarkan urutanurutan bahasannya yang dipegang
kelompok tersebut.
e.
siswa pemegang kartu dari masingmasing kelompok untuk
menjelaskan dan sekaligus mengecek kebenaran urutan per-huruf dalam satu
mufrodat.
f.
siswa yang salah mencari kelompok sesuai bahasan atau
materi pelajaran tersebut, diberi hukuman dengan mencari judul bahasan atau
materi yang sesuai dengan kartu yang dipegang.
g.
Guru memberikan komentar atau penjelasan dari
permaianan tersebut.
3.
Tujuan Menggunakan Metode Card Sort
Tujuan dari strategi dan metode belajar menggunakan card sort ini
adalah untuk mengungkapkan daya ingat terhadap materi pelajaran yang telah
dipelajari siswa.
4.
Hal- Hal yang Harus
Diperhatikan dalam Penggunaan Card Sort
a.
Kartu-kartu tersebut jangan diberi nomor urut
b.
Kartu-kartu tersebut dibuat dalam ukuran yang sama
c.
Jangan memberi “tanda kode” apapun pada kartu-kartu
tersebut
d.
Kartu-kartu tersebut terdiri dari “beberapa bahasan”
dan dibuat dalam jumlah yang banyak atau sesuai dengan jumlah siswa
e.
Materi yang ditulis dalam kartu-kartu tersebut, telah
diajarkan dan telah dipelajari oleh siswa. Metode ini dapat mengaktifkan siswa
yang kelelahan. Metode dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa dalam
mempelajari materi yang bersifat konsep, karakteristik klasifikasi,fakta,dan
mereview materi.
DAFTAR PUSTAKA
Mind Mapping, Guided Note Taking & Every One Is The Teacher Here
A.
Mind Mapping
1.
Pengertian Mind Mapping
Adapun yang dimaksud peta konsep adalah ilustrasi grafis konkret
yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke
konsep-konsep lain pada kategori yang sama (Martin, 1994). Agar pemahaman
terhadap peta konsep lebih jelas, maka Dahar (1989) yang diikuti oleh Erman
(2003), mengemukakan ciri-ciri peta konsep sebagai berikut:
a.
Peta konsep adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep
dan proporsi-proporsi suatu bidang studi, dengan menggunakan peta konsep siswa
dapat melihat bidang studi itu lebih jelas.
b.
Suatu peta konsep merupakan gambar dua dimensi dari suatu bidang
studi. Ciri inilah yang dapat memperlihatkan hubungan-hubungan proporsional
antara konsep-konsep. [1]
Deporter menegaskan bahwa peta pikiran yang baik adalah peta
pikiran yang warna-warni dan menggunakan banyak gambar dan simbol. Bayangkan
sebua apel dalam benak anda. Pejamkan mata anda jika perlu. Apakah anda melihat
apel itu hitam atau putih atau berwarna? Hampir semua orang melihat apel
berwarna. Mengapa? Karena otak pikir dalam warna. Gunakan warna untuk
memperkuat pengajaran dan belajar anda! Gunakan warna hijau, biru, ungu, dan
merah untuk kata-kata penting, jingga dan kuning untuk menggarisbawahi, serta hitam
dan putih untuk kata-kata penghubung seperti “dan”, “sebuah”, “dari”, dan
lain-lain.[2]
Mind Mapping memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang
terdapat di dalam diri seseorang.Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak
maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk
informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna,
simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang
diterima.[3]
2.
Langkah-langkah membuat Mind Mapping
Arends (1997), memberikan langkah-langkah
dalam membuat peta konsep sebagai berikut :
a.
Memilih
suatu bahan bacaan
b.
Menentkan
konsep-konsep yang relevan
c.
Mengurutkan
konsep-konsep dari yang inklusif ke yang kurang inklusif
d.
Menyusun
konsep-konsep tersebut dalam suatu bagan, konsep yang inklusif diletakkan di
bagian puncak peta lalu lalu di hubungkan dengan kata penghubung.[4]
3.
Macam-macam Peta Konsep ( Mind Mapping)
a.
Pohon Jaringan ( network Tree)
b.
Rantai Kejadian ( Events Chain)
c.
Peta Konsep Siklus ( Cycle Concept map)
d.
Peta Konsep Laba-laba (Spider Concept
Map)
1.
Pengertian Guided Note Taking
Guided Note Taking atau catatan terbimbing adalah metode
pembelajaran yang menggunakan suatu skema (handout) sebagai media yang
dapat membantu siswa dalam membuat catatan ketika soerang guru sedang
menyampaikan pelajaran dengan metode ceramah.[5]
Tujuan metode pembelajarn ini adalah agar metode cerama yang
dikembangkan oleh guru mendapat perhatian siswa, terutama pada kelas yang
jumlah siswanya cukup banya.
2.
Langkah-langkah GNT
a.
Beri siswa/mahasiswa panduan yang berisi ringkasan poin-poin utama
dari materi pelajaran/ kuliyah yang akan anda sampaikan dengan strategi cerama.
b.
Kosongkan sebagian dari poin-poin yang anda anggap penting,
sehingga akan terdapat ruang-ruang kosong dalam panduan tersebut.[6]
c.
Dapat juga diberi bahan jar (handout) yang tercantum didalam
sub-topik dari materi pelajaran anda. Beri tempat kosong yang cukup sehingga
peserta didik dapat membuat catan didalamnya.
d.
Bagikan bahan ajar yang anda buat kepada peserta didik. Jelaskan
bahwa anda sengaja menghilangkan beberapa poin penting dalam handout, dengan
tujuan agar peserta didik tetap berkonsentrasi mendengarkan pelajaran yang akan
anda sampaikan.
e.
Setelah selesai menyampaikan materi, minta peserta didik untuk
membacakan hasil catatannya.[7]
3.
Kelemahan GNT
a.
Guru akan ulit mengontrol kegiatan dan keberhailan siswa.
b.
Memerlukan waktu yang panjang, sehingga guru sulit menyesuaikannya
dengan waktu yang ditentukan.
c.
Guru-guru yang sudah terlanjur menggunakan metode pembelajaran
lama, sulit beradaptasi pada metode
pembelajaran baru.
d.
Menuntut para guru untuk lebih menguasai materi lebih luas lagi
dari tandar yang telah ditetapkan.
e.
Biaya untuk penggandaan handout, bagi sebagian guru masih
dirasakan mahal dan kurang ekonomis.[8]
4.
Kelebihan GNT
a.
Metode pembelajaran ini dapat digunakan sebelum, selama
berlangsung, atau sesuai kegiatan pembelajaran.
b.
Metode pembelajaran ini cukup berguna untuk materi pengantar.
c.
Metode pembelajaran ini mudah digunakan ketika peserta didik harus
mempelajari materi yang bersifat menguji pengetahuan kognitif.
d.
Metode pembelajaran ini cocok untuk memuali pembelajaran sehingga
peserta didik akan terfokus perhatiannya pada istilah dan konsep yang akan
dikembangkan dan yang berhubungan dengan mata pelajaran untuk kemudian
dikembangkan menjadi konsep atau bagan pemikiran yang lebih ringkas.
e.
Metode pembelajaran ini memungkinkan siswa belajar labih aktif,
karena memberikan kesempatan mengembangkan diri, fokus pada handoutdan
materi ceramah serta diharapkan mampu memecahkan masalah sendiri dengan
menemukan (discovery)dan bekerja sendiri.[9]
f.
1.
Pengertian Every One Is The Teacher Here
Metode “setiap orang adalah guru” merupakan cara tepat untuk
mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan maupun individual. Metode ini
memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk berperan sebagai guru bagi
teman-temannya.[10]
2.
Prinsip-prinsip Every One Is The Teacher Here
Dalam hal metode every one is a teacher here, dikemukakan oleh Asy
Syaibany yang dikutip oleh Muhamad Nurdin menjelasakan bahwa
terdapat tujuh prinsip pokok yang harus diterapkan oleh seorang guru dalam hal metode pengajaran, yaitu:
terdapat tujuh prinsip pokok yang harus diterapkan oleh seorang guru dalam hal metode pengajaran, yaitu:
a.
Mengetahui motivasi, kebutuhan, dan minat anak didiknya.
b.
Mengetahui tujuan pendidikan yang sudah diterapkan sebelum
pelaksanaan pendidikan.
c.
Mengetahui tahap kematangan (maturity), perkembangan, serta
perubahan anak didik.
d.
Mengetahui perbedaan-perbedaan individu anak didik.
e.
Memperhatikan pemahaman dan mengetahui hubungan-hubungan, dan
kebebasan berfikir.
f.
Menjadikan proses pendidikan sebagai pengalaman yang menggembirakan
bagi anak didik.
g.
Menegakkan contoh yang baik (uswatun hasanah).
3.
Aplikasi Metode Everi One is The Teacher Here
penerapan dari metode every one is a teacher here yaitu dimulai
guru memberikan bahan/sumber bacaan yang sesuai dengan pokok bahasan yang akan
diajarkan. Siswa kemudian ditugaskan untuk membaca dan membuat sebuah
pertanyaan dari materi/bahan yang sedang akan diajarkan.[11]
Pertanyaan
tersebut dibuat dalam suatu kartu yang sebelumnya telah kartu tersebut
dituliskan nomor absensi siswa yang dipersiapkan oleh guru. Setelah selesai
siswa membuat pertanyan, kartu pertanyaan (card quest) tersebut dikumpulkan
untuk kemudian dibagikan kembali kepada siswa secara acak.
Selanjutnya,
yaitu siswa dari masing-masing kelompok diberi tugas untuk melakukan presentasi
dengan membaca pertanyaan dan menjawabnya, ditunjuk yang disesuaikan dengan
nomor absensinya dan siswa lain diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan.
Guru pada tahapan ini dapat mengevaluasi (memberikan penilaian).
Berdasarkan
uraian tersebut, melalui strategi pembelajaran metode every one is a teacher
here, diharapkan siswa akan lebih bergairah dan senang dalam menerima pelajaran
yang pada gilirannya tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dengan demikian, melalui
metode every one is a teacher here tersebut, hasil yang diharapkan adalah:
a.
Setiap diri masing-masing siswa berani mengemukakan pendapat
(menyatakan dengan benar) melalui jawaban atas pertanyaan yang telah dibuatnya
berdasarkan sumber bacaan yang diberikan.
b.
Mampu mengemukakan pendapat melalui tulisan dan menyatakannya di
depan kelas.
c.
Siswa lain, yang berani mengemukakan pendapat dan menyatakan
kesalahan jawaban dari kelompok lain yang disanggah.
d.
Terlatih dalam menyimpulkan masalah dan hasil kajian pada masalah
yang dikaji.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar, Imam
. 2013. Pengelolaan Kelas Dari Teoritis Ke Praktis. (Yogyakarta: Insyira).
DePorter,
Bobbi. Reardon, Mark & Singer-Nourie, Sarah. 2010. Quantum Teaching
(mempraktikkan Quantum Learning Di Ruang-ruang Kelas). (Bandung: Kaifa).
Suprijono, Agus.
2011. Cooperative Learning. (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar).
Trianto,
Model-Model Pembelajaran Inovatif
Berorientasi Konstruktivistik, 2011, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta.
[1] Trianto,
Model-Model Pembelajaran Inovatif
Berorientasi Konstruktivistik, 2011, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta,
hal 159.
[2]Bobbi
DePorter, Mark Reardon, & Sarah Singer-Nourie, Quantum Teaching
(mempraktikkan Quantum Learning Di Ruang-ruang Kelas), (Bandung: Kaifa, 2010),
106.
[4]
Trianto, Model-Model Pembelajaran
Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, 2011, Prestasi Pustaka Publisher,
Jakarta, hal 160.
[5]
Agus Suprijono, Cooperative Learning, 2011, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), hal
:105.
[6]Imam
Azhar, Op.Cit, 141.
[8]Ibid.
[9] Ibid.
[10]
Agus Suprijono, Cooperative Learning, 2011, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), hal
:110.
[11]Ibid.
Langganan:
Postingan (Atom)